Flu Burung (Avian Influenza/AI) adalah penyakit berbahaya
kategori I yang dapat menyerang unggas dan manusia. Flu Burung yang
sering dikenal juga dengan istilah Fowl plaque merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang berbagai
unggas, termasuk unggas darat maupun air. Pada unggas air seperti
bangau, belibis dan bebek liar virus sudah beradaptasi dengan inangnya
sehingga tidak menyebabkan penyakit namun tetap menjadi pembawa
(reservoir) yang berbahaya. Sedangkan unggas domestik seperti ayam dan
kalkun rentan terhadap virus AI. Virus influenza yang terganas sepanjang
sejarah adalah H1N1 yang telah menyebabkan kematian jutaan manusia,
terjadi pada tahun 1918 dan dikenal sebagai wabah Spanish Flu.
Penyebab
Virus influenza merupakan virus RNA yang memiliki sifat mudah mengalami
mutasi, tergolong dalam Famili Orthomyxoviridae dengan genus
Ortho-myxovirus. Virus ini memiliki beberapa tipe, antara lain: A, B dan
C. Tipe A menyerang unggas, manusia, babi, kuda dan mamalia lain.
Sedangkan tipe B dan C hanya menyerang manusia. Virus memiliki amplop
yang mengandung dua bagian penting pada permukaan antigen dan menentukan
sifat patogenitas virus. Bagian tersebut adalah hemaglutinin (HA) dan
neuraminidase (NA). Sampai saat ini telah diketahui lebih dari 100
strain viruis. Pada Tipe A sudah dikenal antara lain: H1N1, H5N1, H3N2.
Pada umumnya virus influenza memiliki hospes (inang) yang spesifik
(specific host) sehingga virus yang menginfeksi burung tidak akan
menginfeksi manusia atau sebaliknya. Namun dalam perkembangannya sifat
mutasi virus menyebabkan perubahan sifat virus iyang disebut “antigenic
shift”, yaitu perubahan sebagai akibat akumulasi mutasi pada genomnya.
Bisa juga berupa “antigenic drift”, yaitu persilangan genom antara virus
influenza tipe yang berbeda. Sebagai contoh varian H5N1 yang awalnya
hanya menyerang unggas namun dengan perantara (mixing vessel) babi
menghasilkan virus influenza yang dapat pula menyerang manusia.
Sifat-sifat virus AI pada unggas, antara lain peka terhadap
faktor-faktor lingkungan, seperti: panas, pH yang ekstrim, kondisi non
isotonis, kering. Virus mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit dan
56°C selama 3 jam. Peka terhadap pelarut lemak, seperti deterjen, peka
juga terhadap desinfektan, antara lain formalin, β- propiolakton, cairan
yang mengandung iodine, eter, larutan asam, ion ammonium, dan klorida.
Tahan beberapa lama (30 -35 hari) dalam tubuh unggas terutama dalam
sektreta dari hidung dan mata serta ekskreta feses.
Cara Penularan
Virus avian influensa yang dikeluarkan oleh unggas lewat cairan
hidung, mata dan feses dapat menular pada manusia dan unggas lain. Tinja
yang mengering dan bercampur di udara adalah salah satu kemungkinan
proses penularan virus pada manusia. Selain itu, virus bisa terkandung
dalam telur dari ayam induk yang terinfeksi, namun embrio akan mati
sebelum menetas. Belum ada indikasi pula virus AI menular dari manusia
ke manusia, tetapi tetap harus waspada, karena bisa terjadi perubahan
sifat virus secara “antigenic drift” dalam tubuh babi sebagai “mixing
vessel”, sehingga virus H5N1 bisa menginfeksi manusia maupun burung.
Masa Inkubasi
Flu burung membunuh unggas |
Masa Inkubasi
Pada ayam, masa inkubasi virus, yaitu saat virus masuk ke tubuh sampai
timbul gejala membutuhkan beberapa jam sampai dengan 3 hari dalam satu
individu dan 14 hari dalam satu flok. Hal ini tergantung pada barbagai
faktor, antara lain; jumlah dan patogenitas virus yang menginfeksi,
jenis spesies yang terinfeksi, kemampuan deteksi gejala klinis. Pada
manusia, inkubasi virus membutuhkan 1- 3 hari, tergantung umur,
kekebalan dan kondisi individu. Pada umumnya kasus terjadi pada
anak-anak karena sistim kekebalan pada anak belum berkembang sempurna.
Gejala
Gejala klinis yang bisa dikenali pada unggas penderita AI, antara lain
jengger dan kulit yang tidak berbulu berwarna biru (sianosis. Beberapa
kasus mati mendadak, tanpa gejala klinis. Terjadi abnormalitas pada
sistim pernapasan, pencernaan dan syaraf serta reproduksi. Pada gejala
awal ditemukan adanya penurunan napsu makan, diare, lemah, penurunan
produksi telur, gangguan pernapasan berupa batuk, bersin, menjulurkan
leher, hiperlakrimasi (leleran mata berlebih), dan bulu kusam.
Gejala klinis pada manusia penderita AI, antara lain adalah penderita
mengalami demam (38°C), sakit tenggorokan, batuk, beringus, infeksi
mata, nyeri otot, sakit kepala, lemas dan dalam waktu singkat dapat
menjadi lebih berat dengan terjadinya peradangan paru-paru (pneumonia)
dan kematian. Perlu waspada jika kejadian influenza terjadi pada manusia
yang kira-kira 7 hari terakhir telah kontak dengan unggas dan unggas
tersebut sakit atau mati dengan gejala klinis mengarah pada penyakit flu
burung.
Pengobatan
Pada unggas pengobatan belum efektif hanya upaya peningkatkan daya tahan
tubuh ayam dengan pemberian antibiotik dan multivitamin. Penggunaan
interferon amantadin pada kasus influenza pada puyuh dan kalkun di
Italia berhasil menurunkan angka kematian hingga 50 persen.
Pada manusia pengobatan bisa dilakukan dengan dua kelompok obat anti
virus, yaitu: (1) kelompok “ion channel blocker”, yang bersifat
memblokir aktivitas ion channel dari virus influenza tipe A, sehingga
aliran ion hidrogen diblokir dan virus gagal melakukan perkembangbiakan
contohnya amantadine dan rimantadine. (2) Neuraminidase inhibitor, yang
menghambat virus masuk ke dalam sel dan teragregasi di permuakaan sel
saja dan tidak bisa pindah ke sel lain. Pemberian amantadine adalah 48
jam pertama selama 3 – 5 hari, dengan dosis 5 mg/kg BB per hari dibagi
dalam 2 dosis, Apabila berat badannya lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2
kali sehari.
Kontrol dan Pencegahan
Diperlukan kontrol yang ketat dan tindakan pencegahan penyakit untuk
menekan kejadian penyakit AI dan penularan AI ke manusia. Kontrol dan
tindakan pencegahan yang penting dilakukan antara lain:
Jaga jarak dan jangan melakukan kontak langsung dimana unggas sedang terjangkit wabah flu burung
Jangan menyentuh kotoran unggas disekitar kita kalau perlu segerakan pembersihan kotoran tersebut
Pembersihan secara berkala kandang hewan peliharaan unggas dan penyemprotan desinfektan
Hindari berdekatan dengan orang yang terinfeksi virus, dan gunakan masker setiap kali harus berdekatan
Jika merasakan gejala flu burung segerakan ke rumah sakit untuk pemeriksaan
Menjaga sanitasi atau kebersihan
lingkungan, biasakan rajin mencuci tangan dengan sabun, dan mulailah
gaya hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Lakukan vaksinasi virus flu manusia
untuk mengurangi terjadinya gabungan virus flu burung manusia dan flu
burung dalam satu orang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar